Kita
sudah tahu bagaimana caranya menjadi bugar, bahagia dan sehat. Yakni dengan
pola makan baik, berolahraga, dan lebih sedikit menonton televisi — yang
ditengarai sama buruknya dengan mengemil makanan manis, makanan berlemak dan
merokok.
Tapi
apakah menonton TV pantas berada di daftar tidak sehat? Penelitian selama
sekitar 50 tahun membuktikan … ya, semacam itulah.
PENELITIAN:
Happy People Watch Less TV
Yang
berbahaya dari menonton TV bukanlah sajian acara TV itu sendiri, melainkan cara
kita menonton. Cara kita duduk. Sering/tidaknya seseorang menonton TV banyak
jadi patokan ilmuwan dalam menilai seberapa aktif gaya hidupnya. Duduk diam
saat menonton TV yang patut disalahkan — bukan acara "Keeping Up With the
Kardashians”.
Jadi
ketika peneliti bilang, menonton TV menyebabkan diabetes, serangan jantung, dan
kematian pada usia muda, itu benar. Karena menonton TV membuatmu tidak aktif
bergerak.
Terlalu
banyak duduk memiliki efek jangka panjang. Sebuah studi tahun 2010 menemukan,
kurang bergerak selama dua hari menyebabkan perubahan besar dalam gen, termasuk
gangguan produksi energi dan efeknya berlanjut walaupun orang itu kembali
beraktivitas.
Selain
itu, peneliti itu menemukan bahwa duduk sepanjang hari, entah di dalam mobil,
saat bekerja atau menonton TV semuanya meningkatkan risiko kematian muda.
Karena orang sering makan camilan saat menonton, tak heran mereka cepat terkena
obesitas.
Menonton
TV juga dapat menyebabkan kebiasaan makan yang buruk. Ketika kita terpaku pada
TV saat makan, kita makan lebih banyak dan kesulitan mengingat berapa banyak
yang sudah kita makan. Akibatnya, porsi kita bertambah.
Sumber
:
0 komentar:
Posting Komentar