Selasa, 12 Juni 2012

Teori Investasi

Diposting oleh annisayuliawatii di 06.47
Pendahuluan

Keputusan menunda konsumsi sumber daya atau bagian penghasilan demi meningkatkan kemampuan menambah/menciptakan nilai hidup (penghasilan dan atau kekayaan) di masa mendatang itu merupakan investasi. Dalam bahasa yang lebih filosofis, segala sesuatu yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan meniptakan/menambah nilai kegunaan hidup adalah investasi. Jadi investasi bukan hanya dalam bentuk fisik, melainkan juga nonfisik, terutama peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Dari pengalaman negara-negara maju terbukti bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap kemajuan ekonomi adalah besarnya barang modal dan kualitas sumber daya manusia. Karena itu jika sebuah perekonomian ingin maju, perekonomian tersebut  harusnya melakukan investasi. Pentingnya investasi itulah yang menyebabkan masuk dalam pembahasan khusus di Teori Ekonomi Makro.


Investasi dalam Konteks Ekonomi Makro

Untuk memudahkan dan memperdalam pemahaman, dalam teori ekonomi makro yang dibahas adalah investasi fisik, misalnya dalam bentuk barang modal (pabrik dan peralatan), bangunan dan persediaan barang (inventory). Dengan pembatasan tersebut, maka definisi investasi dapat lebih dioertajam sebagai pengeluuaran-pengeluaran yang meningkatkan stok barang modal (capital stock). Yang dimaksud dengan stok barang modal (barang modal tersedia) adalah jumlah barang modal dalam suatu perekonomian, pada suatu saat tertentu. Untuk mempermudah penghitungan, umumnya stok barang modal dinilai dengan uang, yaitu jumlah barang modal dikalikan harga perolehan per unit barang modal. Dengan demikian barang modal merupakan konsep stok (stock concept), karena besarnya dihitung pada satu periode tertentu.
Investasi merupakan konsep aliran (flow concept), karena besarnya di hitung selama satu interval periode tertentu. Tetapi investasi akan memengaruhi jumlah barang modal yang tersedia (capital stock) pada satu periode tertentu. Tambahan stok barang modal adalah sebesar pengeluaran investasi satu periode sebelumnya.
a.      Investasi dalam bentuk barang modal dan bangunan
Yang tercakup dalam investasi barang modal (capital goods) dan bangunan (construction) adalah pengeluaran-pengeluaran untuk pembelian pabrik-pabik, mesin-mesin, peralatan-peralatan produksi dan bangunan-bangunan atau gedung-gedung yang baru. Karena daya tahan barang modal dan bangunan umumnya lebih dari setahun, seringkali investasi ini disebut sebagai investasi dalam bentuk harga tetap (fixed investment).

b.      Investasi persediaan
Selain barang jadi, investasi dalam bentuk persediaan bisa juga dilakukan dalam bentuk persediaan bahan baku dan barang setengah jadi/sedang dalam proses penyelesain. Tujuan kebijaksanaan persediaan ini juga tetap dalam konteks meningkatkan pendapatan atau keuntungan di masa mendatang.


Nilai Waktu dari Uang

a.     Nilai Sekarang (Present Value)

b.     Nilai Masa Mendatang (Future Value)
Menghitung nilai masa mendatang adalah kebalikan dari menghitung nilai sekarang dari output investasi yang direncanakan. Sekalipun melihat dari sudut pandang  yang bertolak belakang, keputusan yang dihasilkan tetap sama.


Kriteria Investasi

a.     Payback Period
Paybak period (periode pulang pokok) adalah waktu yang dibutuhkan agar investasi yang direncanakan dapat dikembalikan, atau  waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik impas. Jika waktu yang dibutuhkan makin pendek, proposal investasi dianggap makin baik.

b.     Benefit/Cost Ratio (B/C Ratio)
B/C Ratio mengukur mana yang lebih besar, biaya yang dikeluarkan dibanding hasil (output) yang diperoleh. Biaya yang dikeluarkan dinotasikan sebagai C/Cost. Output yang dihasilkan dinotasikan sebagai B/Benefit.

c.      Net Present Value (NPV)
Dua kriteia pertama dapat dihitung berdasarkan nilai nominal (non discounted mehod). Sayangnya, perhitungan dengan menggunakan waktu dari uang. Untuk membuat hasil lebih akurat, maka nilai sekarang didiskontokan (discounted method) seperti contoh-contoh sebelumnya. Keuntungan lain dengan menggunakan metode diskonto adalah kita dapat langsung menghitung selisih nilai sekarang dari biaya total dengan penerimaan total bersih. Selisih inilah yang disebut net present value. Suatu proposl investasi akan diterima jika NPV>0, sebab nilai sekarang dari penerimaan total lebih besar daripada nilai sekarang dari biaya total.


d.     Intenal Rate of Return (IRR)
IRR adalah nilai tingkat pengembalian investasi, dihitung pada saat NPV sama dengan nol. Jika pada saat NPV = 0, nilai IRR = 12%, maka tingkat pengembalian investasi adalah 12%. Keputusan menerima atau menolak rencana investasi dilakukan berdasarkan hasil pembandingan IRR dengan tingkat pengembalian investasi yang diinginkan (r). Jika r yang diinginkan adalah 15%, sementara IRR hanya 12%, proposal investasi ditolak. Begitu juga sebaliknyya.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Investasi

a.     Tingkat pengembalian yang diharapkan (Expected Rate of Return)

Kemampuan perusahaan menentukan tingkat investasi yang diharapkan, sangat dipengaruhi oleh kondisi internal dan eksternal perusahaan.
1.     Kondisi Internal Perusahaan
Kondisi internal adalah faktor-faktor yang berada di bawah kontrol perusahaan, misalnya tingkat efisiensi, kualitas SDM dan teknologi yang digunakan. Selain tiga aspek tersebut, tingkat pengembalian yang diharapkan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor nonteknis, terutama di negara sedang berkembang. Misalnya, apakah peruusahaan memiliki hak dan atau monopoli, kedekatan dengan pusat kekuasaan, dan penguasaan jalur informasi.
2.     Kondisi Eksternal Perusahaan
Kondisi eksternal yang perlu dipertimbangkan dalam pengembalian keputusan akan investasi terutama adalah perkiraan tentang produksi dan pertumbuhan ekonomi domestik maupun internasional. Selain perkiraan kondisi ekonomi, kebijakan yang ditempuh pemerintah juga dapat menentukan tingkat investasi. Kebijakan menaikkan pajak, misalnya, diperkirakan akan menurunkan tingkat permintaan akan agregat. Akibatnya tingkat investasi akan menurun. Ffaktor sosial politik juga menentukan gairah investasi. Jika sosial-politik makin stabil, investasi umumnya juga meningkat. Demikian pula faktor keamanan (kondisi keamanan negara).

b.     Biaya Investasi

Yang paling menentukan tingkat biaya investasi adalah tingkat bunga pinjaman, makin tinggi tingkat bunganya,  maka biaya investasi makin mahal. Akibatnya minat berinvestasi makin menurun.

c.      Marginal Efficiency of capital (MEC), Tingkat bunga, dan marginal efficiency of Investment (MEI)

1.     Marginal Efficiency of Capital (MEC), investasi, dan Tingkat Bunga
Yang dimaksud dengan Marginal Efficiency of Capital (MEC) atau Efisiensi Modal Marjinal (EMM) adalah tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return) dari setiap tambahan barang modal.

2.     Marginal Efficiency of Capital (MEC) dan Marginal Effiiency of Investment (MEI)

Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi

Ditingkat perusahaan, syarat untuk memelihara keuntungan adalah dengan menjaga agar tingkat produksi tidak berkurang. Untuk itu stok barang modal tidak boleh berkurang. Dilihat dari sisi lain, investasi merupakan upaya memelihara stok barang  modal (capital stock adjusment process). Besarnya investasi yang harus dilakukan untuk memelihara barang stok adalah senilai presentase penyusutan dikalikan stok barang modal yang diharapkan.
Keputusan perusahaan-perusahaan untuk meningkatkan stok barang  modal dapat memberikan dampak positif terhadap total perekonomian, sebab peningkatan stok barang modal secara nasional akan dapat meningkatkan kegiatan produksi  dan juga dapat memperluas kesempatan kerja.  



0 komentar:

Posting Komentar

 

Annisa Yuliawati Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea