Pendahuluan
Keputusan menunda konsumsi sumber
daya atau bagian penghasilan demi meningkatkan kemampuan menambah/menciptakan
nilai hidup (penghasilan dan atau kekayaan) di masa mendatang itu merupakan
investasi. Dalam bahasa yang lebih filosofis, segala sesuatu yang dilakukan
untuk meningkatkan kemampuan meniptakan/menambah nilai kegunaan hidup adalah
investasi. Jadi investasi bukan hanya dalam bentuk fisik, melainkan
juga nonfisik, terutama peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Dari pengalaman negara-negara maju
terbukti bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap kemajuan ekonomi adalah besarnya
barang modal dan kualitas sumber daya manusia. Karena itu jika sebuah
perekonomian ingin maju, perekonomian tersebut
harusnya melakukan investasi. Pentingnya investasi itulah yang
menyebabkan masuk dalam pembahasan khusus di Teori Ekonomi Makro.
Investasi dalam Konteks Ekonomi Makro
Untuk memudahkan dan memperdalam
pemahaman, dalam teori ekonomi makro yang dibahas adalah investasi fisik,
misalnya dalam bentuk barang modal (pabrik dan peralatan), bangunan dan
persediaan barang (inventory). Dengan pembatasan tersebut, maka definisi
investasi dapat lebih dioertajam sebagai pengeluuaran-pengeluaran yang
meningkatkan stok barang modal (capital stock). Yang dimaksud dengan stok
barang modal (barang modal tersedia) adalah jumlah barang modal dalam suatu
perekonomian, pada suatu saat tertentu. Untuk mempermudah penghitungan, umumnya
stok barang modal dinilai dengan uang, yaitu jumlah barang modal dikalikan
harga perolehan per unit barang modal. Dengan demikian barang modal merupakan
konsep stok (stock concept), karena besarnya dihitung pada satu periode
tertentu.
Investasi merupakan konsep aliran
(flow concept), karena besarnya di hitung selama satu interval periode
tertentu. Tetapi investasi akan memengaruhi jumlah barang modal yang tersedia (capital
stock) pada satu periode tertentu. Tambahan stok barang modal adalah sebesar
pengeluaran investasi satu periode sebelumnya.
a.
Investasi dalam bentuk barang modal
dan bangunan
Yang tercakup
dalam investasi barang modal (capital goods) dan bangunan (construction) adalah
pengeluaran-pengeluaran untuk pembelian pabrik-pabik, mesin-mesin,
peralatan-peralatan produksi dan bangunan-bangunan atau gedung-gedung yang
baru. Karena daya tahan barang modal dan bangunan umumnya lebih dari setahun,
seringkali investasi ini disebut sebagai investasi dalam bentuk harga tetap
(fixed investment).
b.
Investasi persediaan
Selain
barang jadi, investasi dalam bentuk persediaan bisa juga dilakukan dalam bentuk
persediaan bahan baku dan barang setengah jadi/sedang dalam proses penyelesain.
Tujuan kebijaksanaan persediaan ini juga tetap dalam konteks meningkatkan
pendapatan atau keuntungan di masa mendatang.
Nilai Waktu dari Uang
a.
Nilai Sekarang (Present Value)
b.
Nilai Masa Mendatang (Future Value)
Menghitung
nilai masa mendatang adalah kebalikan dari menghitung nilai sekarang dari
output investasi yang direncanakan. Sekalipun melihat dari sudut pandang yang bertolak belakang, keputusan yang
dihasilkan tetap sama.
Kriteria Investasi
a. Payback Period
Paybak
period (periode pulang pokok) adalah waktu yang dibutuhkan agar investasi yang
direncanakan dapat dikembalikan, atau
waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik impas. Jika waktu yang
dibutuhkan makin pendek, proposal investasi dianggap makin baik.
b. Benefit/Cost Ratio (B/C Ratio)
B/C
Ratio mengukur mana yang lebih besar, biaya yang dikeluarkan dibanding hasil
(output) yang diperoleh. Biaya yang dikeluarkan dinotasikan sebagai C/Cost.
Output yang dihasilkan dinotasikan sebagai B/Benefit.
c. Net Present Value (NPV)
Dua
kriteia pertama dapat dihitung berdasarkan nilai nominal (non discounted mehod). Sayangnya, perhitungan dengan menggunakan
waktu dari uang. Untuk membuat hasil lebih akurat, maka nilai sekarang
didiskontokan (discounted method)
seperti contoh-contoh sebelumnya. Keuntungan lain dengan menggunakan metode
diskonto adalah kita dapat langsung menghitung selisih nilai sekarang dari
biaya total dengan penerimaan total bersih. Selisih inilah yang disebut net present value. Suatu proposl
investasi akan diterima jika NPV>0, sebab nilai sekarang dari penerimaan
total lebih besar daripada nilai sekarang dari biaya total.
d. Intenal Rate of Return (IRR)
IRR
adalah nilai tingkat pengembalian investasi, dihitung pada saat NPV sama dengan
nol. Jika pada saat NPV = 0, nilai IRR = 12%, maka tingkat pengembalian
investasi adalah 12%. Keputusan menerima atau menolak rencana investasi
dilakukan berdasarkan hasil pembandingan IRR dengan tingkat pengembalian
investasi yang diinginkan (r). Jika r yang diinginkan adalah 15%, sementara IRR
hanya 12%, proposal investasi ditolak. Begitu juga sebaliknyya.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Tingkat Investasi
a. Tingkat pengembalian yang diharapkan
(Expected Rate of Return)
Kemampuan
perusahaan menentukan tingkat investasi yang diharapkan, sangat dipengaruhi
oleh kondisi internal dan eksternal perusahaan.
1. Kondisi Internal Perusahaan
Kondisi
internal adalah faktor-faktor yang berada di bawah kontrol perusahaan, misalnya
tingkat efisiensi, kualitas SDM dan teknologi yang digunakan. Selain tiga aspek
tersebut, tingkat pengembalian yang diharapkan juga dipengaruhi oleh
faktor-faktor nonteknis, terutama di negara sedang berkembang. Misalnya, apakah
peruusahaan memiliki hak dan atau monopoli, kedekatan dengan pusat kekuasaan,
dan penguasaan jalur informasi.
2. Kondisi Eksternal Perusahaan
Kondisi
eksternal yang perlu dipertimbangkan dalam pengembalian keputusan akan
investasi terutama adalah perkiraan tentang produksi dan pertumbuhan ekonomi
domestik maupun internasional. Selain perkiraan kondisi ekonomi, kebijakan yang
ditempuh pemerintah juga dapat menentukan tingkat investasi. Kebijakan
menaikkan pajak, misalnya, diperkirakan akan menurunkan tingkat permintaan akan
agregat. Akibatnya tingkat investasi akan menurun. Ffaktor sosial politik juga
menentukan gairah investasi. Jika sosial-politik makin stabil, investasi
umumnya juga meningkat. Demikian pula faktor keamanan (kondisi keamanan
negara).
b. Biaya Investasi
Yang
paling menentukan tingkat biaya investasi adalah tingkat bunga pinjaman, makin
tinggi tingkat bunganya, maka biaya
investasi makin mahal. Akibatnya minat berinvestasi makin menurun.
c. Marginal Efficiency of capital (MEC),
Tingkat bunga, dan marginal efficiency of Investment (MEI)
1.
Marginal Efficiency of Capital (MEC),
investasi, dan Tingkat Bunga
Yang
dimaksud dengan Marginal Efficiency of Capital (MEC) atau Efisiensi Modal
Marjinal (EMM) adalah tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of
return) dari setiap tambahan barang modal.
2. Marginal Efficiency of Capital (MEC)
dan Marginal Effiiency of Investment (MEI)
Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi
Ditingkat perusahaan, syarat untuk
memelihara keuntungan adalah dengan menjaga agar tingkat produksi tidak
berkurang. Untuk itu stok barang modal tidak boleh berkurang. Dilihat dari sisi
lain, investasi merupakan upaya memelihara stok barang modal (capital stock adjusment process).
Besarnya investasi yang harus dilakukan untuk memelihara barang stok adalah
senilai presentase penyusutan dikalikan stok barang modal yang diharapkan.
Keputusan perusahaan-perusahaan untuk
meningkatkan stok barang modal dapat
memberikan dampak positif terhadap total perekonomian, sebab peningkatan stok
barang modal secara nasional akan dapat meningkatkan kegiatan produksi dan juga dapat memperluas kesempatan
kerja.
0 komentar:
Posting Komentar