Perekonomian Indonesia
Rakyat Indonesia tentunya senang mendengar kabar tersebut,
ditengah terpuruknya ekonomi global, Indonesia diramalkan akan tetap berdiri
kokoh. Namun, Pertanyaannya apakah ramalan itu benar? Jika tidak benar, lantas
apa yang akan dilakukan pemerintah. Masyarakat tentunya bukan mengharapkan
ramalan yang manis namun bukti nyata yang manis.
Pertumbuhan Ekonomi
Mengutip Opini Ahmad Erani Yustika dalam Jawa Pos Selasa, 27
Desember 2011 tersebut mengatakan pemerintah dan lembaga multilateral mungkin
mempunyai pandangan sederhana, rasio ekspor nasional terhadap PBD tidak terlalu
besar (sekitar 28 % saja) sehingga dampak krisis global lewat jalur perdagangan
tidak akan menimbulkan banyak guncangan ekonomi. Pemerintah masih bisa
menggenjot pertumbuhan ekonomi dari sumber lain, yakni pengeluaran pemerintah
(APBN), konsumsi domestik (rumah tangga), dan investasi.
Namun, langkah pemerintah tidak mungkin semudah membalik
telapak tangannya. Sekarang ini masih banyak rakyat Indonesia yang terlantar
dan tidak terurus, ditambah lagi semakin kecilnya minat masyarakat untuk datang
ke pasar tradisional karena menjamurnya supermarket yang mulai masuk ke
daerah-daerah. Secara tidak langsung pasar-pasar modern sudah mengancam
eksistensi pasar tradisonal. Apa yang ditakutkan dari menjamurnya supermarket
saat ini?. Ketakutannya adalah matinya pasar tradisional dan meningkatnya
pengangguran. Sekarang bisa dibayangkan saja berapa banyak pekerja yang ada di
pasar-pasar tradisional dan sejumlah orang yang akan kehilangan lapangan
pekerjaan, Padahal pasar tradisional juga ikut berperan dalam mengerakkan
ekonomi Indonesia.
Kenerja Pemerintah
Belum Maksimal
Sebelum mengatakan perekonomian Indonesia akan cerah pada
tahun 2012 pemerintah sebaiknya melihat kembali bagaimana kinerja mereka.
Misalnya dalam hal kemiskinan absolut turun (tapi jumlah penduduk miskin dan
hampir miskin bertambah), pengganguran menurun namun proporsi pekerja sektor
informal terus bertambah, dan ketimpangan pendapatan semakin menganga (Pada
2010 ratio mencapai 0,38, rekor tertinggi dalam periode modernisasi ekonomi
Indonesia).
Dari data di atas pemerintah harus cermat membenahi
sisi-sisi itu. Bagaimana caranya supaya beberapa hal yang masih menjadi
kelemahan itu tertutup. Seperti masalah pengangguran yang belum maksimal dalam
penanganannya. Ada beberapa cara untuk pemerintah mengurangi pengangguran di
Indonesia. Pemerintah bisa cermat melihat program-program perusahaan yang
bergerak di bidang kewirausahaan. Jika pemerintah bisa memanfaatkan perusahaan
ini dengan baik otomatis pemerintah tidak perlu repot-repot mengeluarkan banyak
modal untuk membuat program terkait.
Meskipun pemerintah mengklaim bahwa ekonomi kita sekarang
ini sudah menuju modernisasi, sebenarnya dalam banyak hal ekonomi nasional
masih primitif. Kegiatan ekonomi (ekspor misalnya) banyak bertumpu pada
komoditas bahan mentah sehingga tidak hanya kehilangan kesempatan menciptakan
nilai tambah, tetapi juga kesulitan menciptakan lapangan kerja. Kasus kelapa
sawit misalnya kurang lebih hanya diolah untuk membuat 40 jenis komoditas
olahan. Padahal, Malaysia sudah mencapai seratus jenis. Itu juga terjadi pada
kasus di subsektor perikanan, pertanian, kehutanan, pertambangan, dan lain
sebagainya.
Seandainya strategi hilirisasi komoditas bahan mentah
tersebut dilakukan secara eksesif melalui pembentukan “Pohom Industri”,
sebagian besar masalah ekonomi akan terselesaikan. Jika tiga hal itu saja mulai
dicicil tahun depan, yakinlah bahwa pertumbuhan ekonomi bukanlah isu yang
penting lagi.
Pemerintah Indonesia pasti memiliki progress yang bagus.
Ungkapan bagus selalu optimis dari pemerintah. Namun, Rakyat Indonesia tidak
butuh hanya sekadar keoptimisan saja, namun buktinya. Jika pemerintah bisa
menjaga ekonomi Indonesia 2012 tetap cerah maka pemerintah Indonesia sudah
selangkah lebih maju. Tetap semangat untuk Indonesia yang lebih baik dan masa
depan cerah generasi Indonesia.
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar